Toko Buku Online Terlengkap

Wednesday, January 05, 2011

STUDY KASUS – AKUNTANSI MANAJEMEN
Laba yang semakin menurun memaksa manajemen untuk mendekati karyawan agar bekerja untuk lebih ekonomis dan meningkatkan produktivitas. Manajer produksi dijanjikan insentif berdasarkan pengurangan biaya. Manajer produksi merespon dengan (1) peningkatan dalam tingkat produksi; (2) tingkat penolakan yang lebih tinggi dalam kuantitas bahan baku dan komponen yang diterima dari gudang; (3) penundaan pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan; (4) ketergantungan pada perbaikan darurat untuk menghindari kerusakan mesin. Kebijakan perbaikan dan pemeliharaan menimbulkan konflik yang serius. Supervisor pemeliharaan berargumentasi bahwa penundaan perbaikan tertentu dalam jangka pendek dan penggunaan teknik perbaikan darurat akan menimbulkan peningkatan biaya di kemudian hari dan dalam beberapa kasus dapat mengurangi umur mesin beserta keselamatan mesin. Bahkan yang lebih serius adalah semakin meningkatnya kebencian yang disebabkan oleh tekanan yang dialami oleh manajer pemeliharaan yang disebabkan oleh tindakan manajer produksi individual dalam memperoleh layanan. Juga dalam beberapa kasus, beberapa departemen produksi yang memproduksinya terhenti akibat kerusakan mesin harus menunggu sementara departemen produksi lain dengan manajer agresif, telah menerima jasa perbaikan atas mesin yang tidak diperlukan untuk produksi yang sekarang. Lebih lanjut lagi, permintaan untuk pelayanan yang segera menyebabkan pekerjaan perbaikan di bawah standar.
Departemen produksi dibebankan dengan biaya actual perbaikan. Suatu catatan atas perbaikan yang dilakukan de departemen produksi individual dibuat oleh manajer perbaikan. Catatan ini, ketika diselesaikan di departemen akuntansi, menunjukkan jam perbaikan, tarif per jam dari pekerjaan pemeliharaan, beban overhead pemeliharaan, dan biaya dari komponen yang digunakan. Catatan ini berfungsi sebagai dasar untuk pembebanan ke departemen produksi. Manajer produksi mengeluhkan system pembebanan tersebut, dengan mengklaim bahwa pembebanan tersebut bergantung pada pekerja pemeliharaan yang melakukan pekerjaan (tarif per jam dan efisiensi), kapan pekerjaan dilakukan (departemen produksi dibebankan upah lembur), dan seberapa hati-hatinya pekerja dalam mencatat waktu dari pekerjaan tersebut.
Berikut data operasi dan biaya yang telah ditentukan sebelumnya (standard) maupun yang actual adalah sebagai berikut:
Departemen Pemeliharaan
Data yang telah ditentukan sebelumnya (awal bulan):
                Tingkat jam pemeliharaan normal per bulan………………………………………………..3200 jam
                Tarif rata-rata per jam untuk pekerja pemeliharaan…………………………………….Rp. 87.000,-
Biaya tetap per bulan:
Supervisi…………………………….………Rp. 98.000.000,-
Peralatan dan perlengkapan..…...Rp. 23.000.000,-
Pos-pos lainnya…………………..……   Rp.    7.000.000,-
Biaya variable per jam pemeliharaan:
Supervisi………………………………………..Rp.  50.000 / jam
Peralatan dan perlengkapan………….Rp. 75.000 / jam
Pos-pos lainnya………………………………Rp.    5.000 / jam
 Data actual (akhir bulan)
Jam pemeliharaan actual ………………………….………….3.355 jam
Pendapatan pekerja pemeliharaan ……………….Rp.  290.000.000,-
Biaya lain-lain………………………………………………….Rp. 170.000.000,-


Departemen Pemasaran & Penjualan
Perusahaan berencana ingin meluncurkan suatu produk baru, namun produk baru ini merupakan follower dari produk-produk pesaing yang sudah ada. Perusahaan mentargetkan untuk merebut pangsa pasar yang selama ini belum dijangkau oleh pesaing yang sudah ada. Berdasarkan survey pasar masih ada sekitar 30% target pelanggan yang belum terserap di pasar. Manajemen agak kesulitan untuk mengambil langkah-langkah strategis karena takut mengalami kegagalan bahwa produknya kelak kalah bersaing di pasaran. Namun sebagai tuntutan untuk mendongkrak penjualan perusahaan, dan mengantisipasi kejenuhan atas produk lama di pasar, secepatnya perusahaan harus segera meluncurkan produk baru tersebut. Adapun perkiraan penjualan dan biaya standar untuk memproduksi produk baru tersebut adalah, sbb:
Biaya produksi variable Rp. 1.350 / unit
Biaya administrasi dan pemasaran Rp. 200 / unit
Harga jual produk Rp. 4.000 / unit
Jumlah FOH tetap Rp. 300.000.000 / tahun
Biaya administrasi dan pemasaran tetap Rp. 150.000.000 / tahun
Finished good inventory 400.000 unit
Produksi 1.200.000 unit
Penjualan 1.500.000 unit

Departemen Pendukung
Sebagai dampak tidak sinerginya diantara departemen-departemen tersebut, sehingga berdampak proses produksi menjadi tersendat. Ketersediaan produksi seringkali tidak mencapai kapasitas optimal. Di bagian penjualan seringkali kesulitan untuk memenuhi permintaan, seringkali terjadi keterlambatan proses pengiriman kepada pelanggan. Sehingga mengakibatkan banyaknya keluhan dari pelanggan yang masuk kepada perusahaan. Penanganan keluhan pelanggan sering kali tidak memuaskan, seringkali setiap telepon yang masuk tidak ada yang menjawab bahkan pelanggan menerima jawaban yang berbeda antara beberapa staf perusahaan tersebut. Demikian pula ditemukan beberapa produk rusak yang diterima hingga di tangan pelanggan. Seiring dengan berjalannya waktu, kinerja perusahaan semakin lama semakin menurun. Pihak manajemen tidak menyadari apa yang menyebabkan penurunan kinerja tersebut. Masing-masing bagian, yaitu bagian produksi, bagian penjualan, bagian distribusi, dan bagian administrasi meyakini kesalahan yang timbul diluar rentang kendali mereka. Belum diketahui penyebab utamanya apakah kerusakan tersebut disebabkan kesalahan produksi atau kerusakan saat dalam perjalanan pengiriman ke tangan pelanggan. Tidak diketahui pula mengapa pengiriman seringkali terlambat atau diterima oleh pelanggan perbeda. Memang selama ini proses yang dilakukan selama ini lebih banyak dilakukan secara manual dan tanpa panduan, seringkali ditemukan kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan. Manajemen pernah membeli suatu system program , namun program tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan semestinya. Dalam belakangan ini dalam urusan ketenagakerjaan juga mengalami masalah. Setiap bulannya selalu  ada sejumlah karyawan yang mengundurkan diri dan terpaksa perusahaan harus melakukan perekrutan karyawan baru, hanya sedikit karyawan yang mampu bertahan lama. Tingkat kedisiplinan karyawan berkurang, selalu ditemui karyawan yang sering terlambat masuk kerja dan bahkan beberapa hari tidak masuk kerja.  
Pihak manajemen merasa kesulitan untuk membenahi permasalahan ini, sehingga manajemen memutuskan untuk mencari seorang konsultan manajemen untuk memberikan solusi atas permasalahan diatas.

cetak halaman ini

2 comments:

  1. Anonymous2:52 AM

    humm........masih belum memahami ne pak...
    :D

    ReplyDelete
  2. oke lah kalau begitu

    ReplyDelete

Your Comments