Toko Buku Online Terlengkap

Tuesday, May 25, 2010

Nilai Diri Kita Yang Terpendam 


Pada suatu ketika, di sebuah taman kecil ada seorang kakek. Di dekat kaket tersebut terdapat beberapa anak yang sedang asyik bermain pasir, membentuk lingkaran. Kakek itu lalu menghampiri mereka, dan berkata:
“Siapa diantara kalian yang mau uang Rp. 50.000!!” Semua anak itu terhenti bermain dan serempak mengacungkan tangan sambil memasang muka manis penuh senyum dan harap. Kakek lalu berkata, “Kakek akan memberikan uang ini, setelah kalian semua melihat ini dulu.”
Kakek tersebut lalu meremas-remas uang itu hingga lusuh. Di remasnya terus hingga beberapa saat. Ia lalu kembali bertanya “Siapa yang masih mau dengan uang ini lusuh ini?” Anak-anak itu tetap bersemangat mengacungkan tangan.
“Tapi,, kalau kakek injak bagaimana? “. Lalu, kakek itu menjatuhkan uang itu ke pasir dan menginjaknya dengan sepatu. Di pijak dan di tekannya dengan keras uang itu hingga kotor. Beberapa saat, Ia lalu mengambil kembali uang itu. Dan kakek kembali bertanya: “Siapa yang masih mau uang ini?”

Tetap saja. Anak-anak itu mengacungkan jari mereka. Bahkan hingga mengundang perhatian setiap orang. Kini hampir semua yang ada di taman itu mengacungkan tangan. :)

****

Sahabat, cerita diatas sangatlah sederhana. Namun kita dapat belajar sesuatu yang sangat berharga dari cerita itu. Apapun yang dilakukan oleh si Kakek, semua anak akan tetap menginginkan uang itu, Kenapa? karena tindakan kakek itu tak akan mengurangi nilai dari uang yang di hadiahkan. Uang itu tetap berharga Rp. 50.000

Sahabat , seringkali, dalam hidup ini, kita merasa lusuh, kotor, tertekan, tidak berarti, terinjak, tak kuasa atas apa yang terjadi pada sekeliling kita, atas segala keputusan yang telah kita ambil, kita merasa rapuh. Kita juga kerap mengeluh atas semua ujian yang di berikan-Nya. Kita seringkali merasa tak berguna, tak berharga di mata orang lain. Kita merasa di sepelekan, di acuhkan dan tak dipedulikan oleh keluarga, teman, bahkan oleh lingkungan kita.
Namun, percayalah, apapun yang terjadi, atau *bakal terjadi*, kita tak akan pernah kehilangan nilai kita di mata Allah. Bagi-Nya, lusuh, kotor, tertekan, ternoda, selalu ada saat untuk ampunan dan maaf. Kita tetap tak ternilai di mata Allah.



cetak halaman ini

Thursday, May 13, 2010

Betapa Bernilainya Diri Anda

Segala sesuatu baik benda bergerak maupun tidak bergerak pastinya memiliki nilai, baik benda mati apalagi mahluk bernyawa juga memiliki nilai. Nilai yang akan dimaksud disini adalah nilai ekonomis. 
Sebagai contoh untuk benda mati adalah kendaraan mobil, motor, atau benda berwujud lainnya (fixed assets) dapat dihitung nilai ekonomisnya. Namun seperti diketahui fixed assets tersebut semakin lama nilainya akan semakin menurun, atau disebut juga akan mengalami penyusutan seiring dengan usia dan penggunaan benda tersebut, kecuali untuk tanah yang tidak mengalami penyusutan. Secara umum untuk menghitung nilai ekonomis fixed assets tersebut sudah banyak orang yang mengetahui cara perhitungannya. Tapi apakah sudah banyak pula dari antara kita yang tahu bagaimana menghitung nilai ekonomis dari setiap orang. 
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas lebih dalam bagaimana untuk menghitung nilai ekonomis dari diri kita sendiri. Pada dasarnya setiap diri manusia memiliki nilai, namun saja kita tidak menyadarinya. Setiap diri kita memiliki nilai yang tidak ternilai harganya jika dipandang dari sudut intangibles value. Tetapi secara tangibles value, kita dapat mencoba menilai diri kita berdasarkan nilai ekonomis. Apakah yang dimaksud nilai ekonomis? 
Nilai ekonomis dari setiap orang adalah semua resources (input) yang secara potensial dihasilkan oleh orang tersebut yang akan menghasilkan output yang dapat dirasakan bagi dirinya dan semua orang, khususnya orang-orang yang bergantung padanya. Misalnya, seorang suami atau ayah yang menjadi tulang punggung keluarga, dimana kebutuhan hidup keluarga bergantung pada sang suami atau ayah selaku kepala keluarga. Namun bayangkan jika terjadi kehilangan sumber penghasilan atau musibah yang menimpa kepada kepala keluarga, bagaimana nasib dan masa depan anggota keluarga yang ditinggalkannya? Bagaimana kelurga tersebut dapat tetap menjalankan roda kehidupannya secara normal?
Kita selaku manusia tidak bisa memprediksi kapan hal buruk menimpa dari masing-masing kita, namun diri kita sudah siap dengan melakukan antisipasi kedepan dengan mengalihkan resiko ekonomis kepada pihak lain. Dimana nilai ekonomis kita tergantikan oleh pihak penerima resiko, sehingga penerima manfaat ekonomis kita tidak mengalami penurunan secara finansiil.
Beberapa metode perhitungan nilai ekonomis dari setiap diri kita :
1. Human Life Value
Metode ini berdasarkan income bulanan dikali lama dana tersedia untuk menopang hidup, tanpa memperhitungkan faktor tingkat bunga.
Misalkan; income 5 juta per bulan, umur ekonomis untuk menopang keluarga 10 th. Maka nilai ekonomis = 5 juta x 12 bln x 10 tahun atau sama dengan 600 juta.
2. Income Based Value
Metode ini memperhitungkan besarnya bunga atau return jika penghasilan kita disimpan dalam bank.
Contoh; Untuk menghasilkan bunga sebesar 5 juta (income bulanan), asumsi bunga 5%. Maka nilai ekonomis yang kita harapkan sebesar 600 juta dibagi 5% atau sama dengan 1,2 milyar.
3. Financial Needs Based Value
Besar nilai ekonomis minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan saat ini (present value) dikali 150%. Sedang nilai ekonomis maksimal adalah sebesar uang di masa mendatang (future value) x 80%.  

Semoga tulisan ini dapat membantu pembaca melakukan penilaian secara ekonomis terhadap diri masing-masing dan tentunya juga melakukan evaluasi atas pola kehidupan masing-masing. Perencanaan ini tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan penghematan dalam melakukan pengeluaran 


cetak halaman ini

Your Comments