Toko Buku Online Terlengkap

Sunday, February 27, 2011

HIDUP BERKELIMPAHAN
Sejenak setelah anda membaca judul diatas, pasti anda membayangkan bahwa hidup berkelimpahan adalah hidup yang bergelimangan harta dan sangat menyenangkan secara duniawi. Pada awalnya sayapun mempunyai jawaban yang sama dengan anda. Namun bukan itu makna sebenarnya, namun setelah saya hubungkan dengan pengalaman hidup yang saya jalani, arti dari judul diatas tidaklah demikian.
Kita semua tentu mengenal Beethoven, Van Googh, dan tokoh-tokoh terkenal lainnya. Mereka semua sudah tiada, namun nama mereka selalu dikenal hingga generasi sekarang. Mereka tidak pernah memperkirakan bahwa nama mereka akan terkenal. Meski mereka sudah tiada, tapi karya mereka mampu menghidupi orang-orang yang masih hidup hingga saat ini. Namun bagaimana dengan generasi saat ini? Tidak kita pungkiri bahwa memang hidup ini penuh dengan perjuangan, persaingan yang tidak sehat. Masing-masing berusaha saling menjatuhkan, hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa perlu menghiraukan orang lain.
 Mereka yang sukses hanya untuk kepentingannya sendiri bukanlah termasuk dalam hidup yang berkelimpahan. Mereka ini tidak mampu membuat orang lain merasakan hal yang sama dengan yang mereka rasakan. Berikut contoh konkrit lain sesuai dengan kondisi saat ini.
Di sebuah airport, seorang sopir taxi membukakan pintu mobil bagi penumpangnya dan memastikan bahwa penumpangnya telah duduk dengan nyaman di dalam. Begitu penumpangnya duduk, sopir taxi tersebut menawarkan beberapa koran untuk dibaca, serta menawarkan beberapa kaset dan menyakan jenis music apa yang disukai. Penumpang taxi tersebut terkejut dengan pelayanan yang diberikan, dan seraya berpikir apakah saya dijebak dalam sebuah acara reality show televisi?’’tanyanya dalam hati.
Dengan penasaran penumpang tersebut bertanya kepada sopir taxi, “Wah, kelihatannya anda sangat senang sekali dengan pekerjaan anda, tentunya anda mempunyai cerita yang panjang mengenai pekerjaan anda ini”. “Anda salah”, jawab sopir tersebut. “Dulu saya bekerja di salah satu perusahaan multinasioanal. Tetapi saya merasa letih karena berapapun kerasnya usaha untuk menjadi yang terbaik dalam perusahaan itu, ternyata tidak pernah memuaskan hati saya. Kemudian saya memutuskan untuk mengambil sebuah langkah dimana saya merasa bangga dan puas karena mampu menjadi diri saya yang terbaik. “Saya tahu saya takkan pernah menjadi ilmuwan roket”, tetapi saya suka sekali mengendarai mobil dan memberikan pelayanan pada orang lain. Saya ingin merasa saya telah melakukan pekerjaan yang terbaik bagi dirinya dan orang lain. Saya merenungi apa yang jadi kelebihan diri saya, dan…saya memutuskan untuk menjadi sopir taxi.
Ini sebuah pelajaran yang luar biasa, bahwa sopir taxi ini sudah mencapai tahap hidup yang berkelimpahan. Apapun profesi anda apakah itu karyawan, guru, dosen, konsultan, tetaplah berikan yang terbaik dan menyenangkan. 
Semoga bermanfaat
cetak halaman ini

Thursday, February 24, 2011

DIRECT COSTING & FULL COSTING
Direct Costing Method
Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variable saja atau yang berpengaruh langsung dengan volume produksi.
Direct costing juga sering disebut variable costing atau marginal costing. Direct costing memfokuskan perhatian pada product dan biaya-biaya yang secara langsung dapat ditelusuri terhadap perubahan dalam aktivitas produksi.
Titik perhatian tersebut diarahkan pada:
  1. Manfaat internal, seperti: perencanaan laba, penetapan harga, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan.
  2. Manfaat external, seperti: pelaporan keuangan dan income determination.
Karakteristik metode Direct / Variable Costing
  1. Biaya overhead pabrik tetap (fixed FOH) diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsure harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
  2. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku terjual, fixed FOH tidak melekat pada persediaan tersebut, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
  3. Penundaan pembebanan suatu biaya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.
Manfaat metode Direct Costing
Laporan keuangan yang disusun berdasar metode direct costing bermanfaat bagi manajemen untuk:
1.                  Perencanaan laba jangka pendek
Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variable yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen.
Laporan laba-rugi menyajikan dua ukuran penting: (1) Contribution Margin (Laba Kontribusi) dan  (2) Operating Leverage.
Contoh:
Sales                :           $          1000
Variable cost   :                       (600)
Contibution Margin:                  400
            Fixed cost       :                         (300) 
            Operating Income :     $             100                 
            % Contribution Margin =        CM / Sales
                                                  =        400 / 1000      
                                                  =        40 %
Operating Leverage = CM / Operating Income
                                                 =         400 / 100
                                                 =         4 x (empat kali)
Misal, dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka dampak dari kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan:
12% x 40% = 4,8%
Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variable yang memungkinkan manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume, dan laba.
2.                  Pengendalian Biaya
Biaya tetap dalam direct costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yakni: discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berprilaku tetap karena kebijakan manajemen. Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen.
Committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, peralatan, dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
3.                  Pengambilan Keputusan
Pihak manajemen dengan menggunakan metode direct costing dapat menentukan pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.
Full Costing Method
Merupakan metode penetuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variable terhadap produk. Metode Full Costing juga dikenal dengan Absortion atau Conventional Costing.
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada:
  1. Perhitungan harga pokok produksi (COGS)
  2. Penyajian laporan laba-rugi
Perhitungan COGS dengan metode Full Costing:
Direct material                        $          XXX
Direct Labor                            $          XXX
Fixed FOH                              $          XXX
Variable FOH                         $          XXX    +
COGS                         $          XXXX
Karakteristik Metode Full Costing
  1. Biaya overhead pabrik baik yang bersifat variable maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
  2. Selisih FOH akan timbul apabila FOH yang dibebankan berbeda dengan FOH yang sesungguhnya terjadi.
FOH budget > FOH actual = Over-applied
FOH budget < FOH actual = Under-applied
  1. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi).
  2. Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual.

Demikian uraian mengenai Direct Costing & Full Costing, andalah yang menetukan metode mana yang tepat digunakan oleh perusahaan anda.

cetak halaman ini

Friday, February 18, 2011

MENGASAH KAPAK

Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat.
Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya.
Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik.
Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.

Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya.
Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon.
Sang majikan sangat terkesan dan berkata, “Bagus, bekerjalah seperti itu!”
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang
pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon.
Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. 

Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit.
“Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku”, pikir penebang pohon itu.
Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak
mengerti apa yang terjadi.
“Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?” sang majikan bertanya.
“Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak.
Saya sangat sibuk mengapak pohon,” katanya.

Kehidupan kita sama seperti itu.
Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai
waktu untuk mengasah kapak.
“Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya,
tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya.”
Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras.
Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan
hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan
pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.
Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan
merenung, untuk belajar dan bertumbuh.
Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan
kehilangan efektifitas.

Jadi mulai dari sekarang, pikirkanlah cara bekerja yang lebih efektif dan
menambahkan banyak nilai ke dalamnya.
cetak halaman ini

Thursday, February 03, 2011

BERSYUKUR DITENGAH KESULITAN

            Di sebuah desa terpencil berdiri sebuah gereja, dimana dalam setiap ibadah selalu dipenuhi oleh kehadiran jemaatnya. Di dalam gereja itu dipimpin oleh seorang pendeta, dan dalam setiap khotbah pendeta itu selalu mengatakan bahwa kita harus bersyukur…bersyukur…., begitu seterusnya dalam setiap khotbah beliau. Namun ada dari salah satu jemaat yang sedikit terusik dengan kalimat bersyukur yang selalu disampaikan oleh pendeta tersebut dalam setiap khotbahnya. Sesekali dia berpikir apakah ucapan bersyukur si pendeta ini dapat dibuktikan?  
          Pada suatu minggu, dimana desa tersebut diguyur salju lebat hingga ketebalan salju itu menutupi jalan dan sangat sulit dilalui. Namun si jemaat yang terusik ini tetap berusaha untuk pergi ke gereja hanya untuk memastikan apakah pendeta tersebut masih tetap konsisten dengan perkataannya. Melalui perjalanan yang berat   menaklukkan ketebalan salju, sampailah jemaat tersebut di gereja yang dituju. Sesampainya di gereja hanya didapati empat orang saja dalam gereja tersebut, yaitu si pendeta, istri pendeta, seorang anak pendeta, dan jemaat itu sendiri. Meski begitu, si pendeta tetap melakukan tugasnya untuk memimpin ibadah. Di tengah khotbah, si pendeta kembali mengatakan bahwa kami bersyukur kepada-Mu meski kami di guyur salju lebat selama seminggu ini, tetapi kami tetap bersyukur karena dalam 51 minggu ini kami menjalankan ibadah ditengah cuaca yang cerah.
          Tersentaklah hati jemaat tersebut mendengarkan ucapan pendeta tersebut. Barulah tersadar jemaat ini akan makna kata bersyukur yang selalu diucapkan pendeta tersebut. Apa arti dari cerita ini? Artinya adalah kita mudah bersungut-sungut kala menghadapi sesekali cobaan atau rintangan dalam hidup kita. Tetapi apakah kita sadar seberapa banyak berkat dan karunia yang telah Dia berikan kepada kita. Seberapa banyak pula kita telah mengucapkan syukur kepada-Nya meski kita susah.
          Ada sebuah cerita lain yaitu saat menghadiri acara pemakaman jenasah, dimana suami dari jenasah tersebut berkata, “Tuhan…saya bersyukur bahwa engkau telah mempertemukan kami sebelumnya sehingga kami dapat saling membagi kasih, meski akhirnya Engkau memanggil dia untuk mendahului aku.
          Pesan dari cerita ini adalah kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini. Ditengah penderitaan kita, masih banyak orang yang lebih menderita dari kita. Dan selama penderitaan yang kita hadapi, masih lebih banyak karunia dan berkat yang telah kita terima dari-Nya.

Semoga cerita ini menjadi berkat bagi kita semua. Amin... 

Your Comments