Toko Buku Online Terlengkap

Sunday, November 21, 2010

FILOSOFI SEBUAH POHON

Alkisah sebuah cerita dari seorang bijak yang dapat dipetik mengenai filosofi sebuah pohon.
Ada tiga hal yang bisa dipelajari dari sebuah pohon, yaitu:

1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri

Buah adalah hasil dari pohon...dari mana pohon memperoleh makan ? Pohon memperoleh makan dari tanah...semakin akarnya dalam semakin dia bisa menyerap nutrisi lebih banyak...ini berbicara tentang
kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan kita...

Ada cerita menarik...katanya buah kurma itu manis sekali...Kenapa bisa begitu ?

Menurut ceritanya pohon kurma itu ditanam di padang pasir...Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter kemudian ditutup dengan 4 lapisan...Sebelum pohon kurma itu tumbuh maka dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tsb dan menghasilkan buah yang manis di tengah padang pasir...

Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkan hasil yang luar biasa...Seperti perumpamaan pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan...

 2. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang

Kadang kita protes kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain...Ini bicara tentang prinsip
memberi...dimana kita ini
bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah...artinya apa ? kita bekerja keras supaya
kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan...jadi bukan untuk kenikmatan sendiri...
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu....tapi
tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita....begitupun semakin banyak kita menabur semakin banyak pula kita akan menuai...

3. Buah yang dihasilkan pohon itu menghasilkan biji dan biji itu menghasilkan multiplikasi.

Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi
impact terhadap orang lain...Katanya pemimpin itu bukan masalah posisi atau jabatan...tapi masalah
pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada orang lain...Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang lebih baik dari dirinya.

Demikianlah yang diceritakan orang bijak itu tentang  filosofi pohon

Semoga bermanfaat bagi kita semua

cetak halaman ini

Thursday, November 11, 2010

ANDA MERASA HEBAT?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.


Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”

“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”

Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”

                                                                                                                                 (source: the profec)
cetak halaman ini

Your Comments