Toko Buku Online Terlengkap

Tuesday, July 30, 2013



MENCERMATI PELUANG

Alkisah pada suatu waktu ada seorang pedagang baju yang datang ke sebuah desa. Setibanya di desa, dia melihat para penduduk desa tersebut badannya penuh dengan hiasan tattoo dan tidak memakai baju sama sekali.
Kecewa, dia kemudian menulis surat pada istrinya, “Istriku, tidak usah mengirimi aku stock baju untuk dijual di desa ini. Disini tidak ada peluang bisnis. Saya akan pergi ke desa lainnya.”
Seminggu kemudian, datanglah pedagang baju yang lain. Dia pun melihat hal yang sama dengan pedagang sebelumnya, tidak ada seorang pun penduduk desa yang memakai baju.
Melihat hal tersebut, kemudian dia mengirim surat pada istrinya, “Istriku, saya telah menemukan pasar baru untuk barang-barang kita. Tolong siapkan baju pria, wanita dan anak-anak. Desa ini akan menjadi pasar yang sangat besar untuk usaha kita. Saya yakin usaha kita akan menjadi maju disini.”
Kenapa pedagang kedua tidak segera meninggalkan desa tersebut sebagaimana halnya pedagang pertama dan malah meminta istrinya untuk menyiapkan banyak baju?
Hal yang mendorong pedagang kedua untuk tetap bertahan adalah keberaniannya untuk mengambil resiko dan keluar dari zona nyamannya. Pedagang pertama merasa tidak nyaman ketika berada di desa tersebut karena merasa tidak yakin barang jualannya akan laku terjual. Itu karena dia merasa hanya akan membuang-buang waktu saja bila dia tetap tinggal di desa tersebut, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke desa lainnya.
Tetapi hal yang paling membedakan pada kedua pedagang tersebut adalah dalam hal ketajaman dalam penciuman peluang bisnis. Pedagang pertama hanya mampu melihat ‘kue’ yang sudah terletak di atas meja, sedangkan pedagang kedua mampu melihat ‘kue’ yang masih tersembunyi. Padahal apabila ‘kue’ sudah terletak di atas meja, maka akan banyak orang yang punya keinginan untuk memiliki atau setidaknya mendapat bagian dari kue tersebut. Sedangkan kue yang masih tersembunyi tentunya hanya akan dinikmati oleh orang yang menemukan kue tersebut, orang lain hanya akan mendapat sisa atau remah-remahnya saja.
Seorang yang tajam dalam mencium peluang bisnis biasanya bisa melihat kondisi status quo, kondisi dimana orang-orang sudah terbiasa dengan sebuah kebudayaan atau perilaku. Pedagang kedua berani ‘menantang’ budaya orang desa tersebut dan menawarkan baju pada penduduk desa.
Untuk memperlancar usahanya, pedagang kedua tentunya harus ‘mengedukasi’ para calon pelanggannya agar mereka semua mau melakukan ‘transisi’. Dengan modal keuletan dan kreativitas dalam memasarkan dagangannya, pedagang kedua tersebut tentunya akan berhasil menguasai pasar pakaian di desa tanpa baju tersebut.
Sepertinya memang berat, tetapi tentu hasilnya akan sesuai dengan usaha yang telah dikeluarkan.
Di era yang semakin kompetitif dan informasi yang sudah tersedia, sekarang mana yang akan Anda pilih, kue yang sudah ada di atas meja atau yang masih tersembunyi? Kalau Anda memilih kue yang ada di atas meja, siapkan sumber daya Anda sebaik mungkin untuk bertarung dengan para kompetitor. Bila Anda memilih untuk mencari kue yang masih tersembunyi, carilah kondisi status quo, dan rubahlah kondisi tersebut ke arah yang Anda inginkan! (Source: Adhi W.)

Thursday, March 21, 2013



John & Ali adalah dua orang sahabat bekerja di sebuah perusahaan yang sama, bergerak dibidang consumer good sebagai salesman. Mereka berdua sama-sama bekerja keras. Tiga tahun kmudian bos
Hendra mengangkat John menjadi Sales Supervisor sedangkan Ali tetap
saja menjadi Salesman.

Suatu hari Ali tak tahan lagi & mengajukan pengunduran dirinya kepada
bos Hendra. Alasan Ali menilai atasannya tak memperhatikan orang yg bekerja
keras, hanya orang yg pandai menjilat bos saja yang bisa naik.

Bos Hendra tahu bahwa Ali pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Ali apa
beda dia dengan John maka ia memberikan satu tugas kepada Ali. Ia meminta Ali
untuk mencari tahu penjual semangka di pasar dekat kantor. Saat Ali
kembali, bos Hendra bertanya: “Sudah kau temukan Al?”
“Sudah pak” jwb Ali. “Brp harga
semangkanya?” tanya Bos Hendra. Ali pergi ke pasar lagi untuk
menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap bos Hendra & berkata:
“ Rp 1000 per kg pak.”

Bos Hendra berkata kpd Ali  bhw skr dia akan memberi perintah yang
sama kepada John.

John ke pasar & setelah kembali menghadap ke bos Hendra, John melapor
kepada bos Hendra: “Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka, harga
semangka Rp 1000 per kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800 per kg nya,- ia
mempunyai stok 324 biji, yg 32 dipajang di counternya. Semangka
didatangkan dr Indramayu 2 hr yg lalu, warnanya hijau segar & isinya
merah jingga, kualitasnya bagus.”

Ali sangat terkesan dgn laporan John & memutuskan utk tak jadi
mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari John.

Pesan dari cerita ini; Bekerja lebih keras saja tak cukup! Seorang yang lebih
sukses meneliti lebih banyak, berpikir lebih banyak & mengerti lebih mendalam.
Untuk alasan yang sama seorang yang lebih sukses melihat beberapa tahun ke depan
sedangkan yang tidak sukses hanya melihat esok hari saja. Perbedaan antara
1 hari dan 1 thn adalah 365 kali lipat. Semoga
memberi inspirasi utk menjadi lebih sukses!

cetak halaman ini

Your Comments