Toko Buku Online Terlengkap

Friday, February 18, 2011

MENGASAH KAPAK

Alkisah ada seorang penebang pohon yang sangat kuat.
Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu, dan dia mendapatkannya.
Gaji dan kondisi kerja yang diterimanya sangat baik.
Karenanya sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja sebaik mungkin.

Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya.
Hari pertama sang penebang pohon berhasil merobohkan 18 batang pohon.
Sang majikan sangat terkesan dan berkata, “Bagus, bekerjalah seperti itu!”
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari sang penebang
pohon bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon.
Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. 

Hari-hari berikutnya pohon yang berhasil dirobohkannya makin sedikit.
“Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku”, pikir penebang pohon itu.
Dia menemui majikannya dan meminta maaf, sambil mengatakan tidak
mengerti apa yang terjadi.
“Kapan saat terakhir kau mengasah kapak?” sang majikan bertanya.
“Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak.
Saya sangat sibuk mengapak pohon,” katanya.

Kehidupan kita sama seperti itu.
Seringkali kita sangat sibuk sehingga tidak lagi mempunyai
waktu untuk mengasah kapak.
“Di masa sekarang ini, banyak orang lebih sibuk dari sebelumnya,
tetapi mereka lebih tidak berbahagia dari sebelumnya.”
Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa bagaimana caranya untuk tetap tajam?
Tidaklah salah dengan aktivitas dan kerja keras.
Tetapi tidaklah seharusnya kita sedemikian sibuknya sehingga mengabaikan
hal-hal yang sebenarnya sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan
pribadi, menyediakan waktu untuk membaca, dan lain sebagainya.
Kita semua membutuhkan waktu untuk tenang, untuk berpikir dan
merenung, untuk belajar dan bertumbuh.
Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul dan
kehilangan efektifitas.

Jadi mulai dari sekarang, pikirkanlah cara bekerja yang lebih efektif dan
menambahkan banyak nilai ke dalamnya.
cetak halaman ini

No comments:

Post a Comment

Your Comments