Apakah anda pernah mengikuti sosialisasi perubahan organisasi? Saya pernah menyaksikannya di sebuah perusahaan. Sosialisasi dilakukan seorang manajer yang menampilkan berbagai data yang dilengkapi grafik untuk menunjukkan perlunya perubahan. Dilanjutkan dengan penjelasan langkah perubahan yang harus dilakukan karyawan. Dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Banyak orang, sadar atau tidak sadar, meyakini bahwa proses perubahan melalui alur analisis-berpikir-berubah. Asumsinya, orang berubah mengikuti hukum rasional dan logis. Tapi kenyataannya, banyak karyawan yang resisten terhadap perubahan organisasi. Para top manajemen mengeluhkan karyawan mereka yang dianggap bebal. Tidak habis pikir tentang perilaku karyawannya yang melakukan upaya penolakan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.
Mengapa? Manusia bukan sepenuhnya makhluk rasional. Manusia bukan robot yang mengikuti hukum dan formula tertentu secara mekanis. Sekali instruksi diberikan maka diolah dan dijalankan apa adanya.
Manusia lebih banyak menggunakan emosinya dalam mengambil keputusan. Rasionalitas digunakan sejauh menyediakan pilihan-pilihan. Emosilah yang menentukan mana pilihan yang akan diambil. Kepala dan hati bersama menentukan tindakan manusia dalam melakukan perubahan. Apabila bisa menyelaraskan keduanya maka jantung perubahan akan berdenyut mengalirkan spirit perubahan ke seluruh organisasi.
Menjadi The Dancing Leader layaknya seorang penari, menggunakan pikiran sekaligus hatinya. Ia menggunakan cerita dan perumpamaan yang dapat menyentuh hati. Ia menampilkan visualisasi yang dapat membuat kesadaran tersentak. Ia membuat orang bisa menyaksikan apa yang disaksikannya. Ia mengajak orang merasakan apa yang disaksikan bersama itu. Ia menginspirasi orang akan mendesaknya sebuah perubahan dan bersama-sama terlibat dalam tarian perubahan. Menjadi The Dancing Leader berarti menjadi jantung perubahan organisasi.
Tanyakan pada diri sendiri dan rekan anda, “Apabila diumpamakan sebuah benda, benda apakah keadaan yang menuntut organisasi anda berubah? Bagaimana benda itu mengancam kenyamanan semua orang?”
cetak halaman ini
No comments:
Post a Comment